10 Komplikasi Pasca Operasi yang Mungkin Dialami Pasien!
Pembedahan atau operasi adalah salah satu tindakan medis yang sering dianjurkan dokter untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan dan gejala pasien. Sedangkan dokter bedah merupakan suatu spesialisasi untuk mengobati penyakit dan gangguan dengan memotong, mengangkat atau mengganti bagian tubuh dengan prosedur operasi yang membuka tubuh untuk diobati. Namun Definisi ini perlahan-lahan berubah, karena prosedur operasi yang baru tidak memerlukan pembukaan ke dalam tubuh.
Tidak jarang di antara kita takut untuk menjalani operasi karena berbagai pertimbangan mulai dari biaya, malu dan seram membayangkan tindakan operasi, bahkan sampai takut akan komplikasi yang akan terjadi.
Komplikasi Pasca-Operasi
Umumnya komplikasi sesudah operasi tidak dapat dihindarkan dari setiap tindakan medis apapun, termasuk tindakan medis yang ringan sekalipun seperti pengambilan darah maupun penginfusan oleh tenaga medis.
Namun meskipun begitu Anda tidak perlu terlalu berlebihan untuk mengkhawatirkannya, karena setiap tindakan dan prosedur medis termasuk pembedahan atau operasi pasti akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dahulu sebelum dianjurkan oleh dokter.
Dalam artikel ini akan dibahas beberapa komplikasi yang mungkin muncul setelah tindakan operasi atau pembedahan, mulai dari yang ringan hingga berat seperti kematian. Berikut pemaparannya:
1. Demam
Demam merupakan suatu sistem pertahanan tubuh dan bukanlah suatu penyakit. Dengan demam kita dapat mengetahui bahwa sistem imune seseorang masih dapat bekerja dengan baik. Demam pasca operasi sering terjadi pada beberapa kasus, dan tinggi rendahnya suhu tubuh ini relatif bervariasi.
Demam ringan setelah operasi adalah hal yang biasa terjadi pada minggu pertama pemulihan. Kondisi ini adalah cara tubuh melawan segala infeksi potensial yang mungkin ada dari tindakan bedah sebelumnya.
2. Rasa tidak nyaman pada mulut & tenggorokan
Untuk pasien-pasien yang telah menjalankan operasi terkadang sering mengeluh akan rasa tidak nyaman atau rasa kering pada mulut atau tenggorokan mereka. Hal ini dapat terjadi akibat dari pemberian obat anestesi atau alat anestesi, selama tindakan operasi berlangsung.
Untuk tindakan operasi yang besar, biasanya prosedur pembiusan (anestesi) juga bukan yang biasa-biasa saja. Sebelum dilakukan tindakan operasi, biasanya pasien akan dibius terlebih dahulu dengan obat-obat anestesi, namun untuk menjaga saluran napas agar tetap aman selama operasi, biasanya dokter anestesi akan memasukan alat khusus hingga tenggorokan untuk mengamankan jalan napas pasien dari kemungkinan terjadinya aspirasi (cairan yang masuk ke jalan napas) dari saluran cerna.
Komplikasi sesudah operasi ini biasanya akan hilang dalam jangka waktu satu atau dua hari, atau mungkin beberapa hari lebih lama jika selang pernapasan tetap dipasang setelah prosedur operasi dalam jangka waktu yang lebih lama.
3. Luka setelah operasi
Komplikasi yang mungkin terjadi lainnya adalah luka bekas operasi yang tidak kunjung sembuh, seperti luka yang basah, mengeluarkan cairan terus menerus, dan tidak mengering.
Pada umumnya setiap manusia masih mempunyai sistem imun yang baik, memiliki kemampuan tubuh untuk menutup luka.
Luka pasca operasi yang tidak kunjung sembuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kurangnya menjaga kebersihan area sekitar luka, tidak mengikuti anjuran dokter untuk mengkontrol luka, diet makanan yang tidak sehat hingga pasien yang memiliki sistem imun tubuh yang rendah (seperti pada pasien yang sedang mengonsumsi obat imunosupresan dan steroid atau pasien dengan penyakit autoimun); itu semua dapat menyebabkan proses penyembuhan menjadi lama.
Pada beberapa kasus, selain penutupan luka pasca operasi yang lama. Proses penyembuhan luka pasca operasi kadang dapat pula menjadi suatu jaringan parut yang terkadang timbul melebihi luka sayatan operasi. Jaringan parut ini dikenal dengan istilah keloid.
4. Waktu pemulihan yang lebih lama
Telah disinggung sebelumnya, bahwa setiap tindakan operasi atau pembedahan adalah untuk mengurangi dan menghilangkan sumber masalah yang menjadi keluhan pasien. Namun waktu pemulihan pasien pasca operasi ini sangatlah bervariasi.
Untuk tindakan pembedahan yang bersifat relatif ringan-sedang tanpa komplikasi sesudah operasi, waktu pemulihan pasca operasi akan berlangsung lebih singkat dan cepat dibandingkan dengan tindakan operasi yang berat dengan komplikasi.
Waktu pemulihan dari setiap pasien pun bervariasi tergantung beberapa faktor yang memengaruhinya. Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhinya:
- Sistem Imune. Pasien dengan sistem imun yang rendah seperti pada pasien yang sedang mengonsumsi obat imunosupresan atau steroid dan pasien dengan penyakit autoimun, biasanya memiliki waktu pemulihan yang lebih lama.
- Riwayat penyakit terdahulu. Untuk pasien yang sebelumnya memang sudah memiliki penyakit yang berat sebelum dilakukan tindakan operasi, biasanya waktu pemulihannya pun akan berangsur lebih lama atau bahkan malah menjadi perburukan.
- Usia. Untuk pasien-pasien yang masih bayi (<1th) dan lansia (>65th), sebelum dilakukan operasi biasanya akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang didapat karena untuk rasio umur tersebut biasanya waktu pemulihan akan berlangsung lebih lama.
- Radioterapi. Untuk pasien pasca pembedahan tumor ganas (kanker) yang mendapatkan terapi radiasi, biasanya waktu pemulihannya pun akan menjadi lebih lama, karena kaitannya terapi radiasi yang diberikan dengan sistem imunnya.
- Kebiasaan (habit). Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol atau diet makanan yang tidak sehat, juga memengaruhi waktu pemulihan pasca operasinya.
- Malnutrisi. Pasien dengan malnutrisi juga memiliki waktu pemulihan yang jauh lebih lama.
5. Rasa tidak nyaman saat BAK
Komplikasi pasca operasi seperti sulit buang air kecil (BAK) atau anyang-anyangan adalah hal yang umum terjadi, karena selama tindakan operasi pasien akan dipasangkan selang kencing (kateter). Dan rasa tidak nyaman atau anyang-anyangan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu sampai dua hari pasca operasi.
6. Rasa tidak nyaman untuk BAB
Selain tidak nyaman untuk BAK, untuk pasien yang memiliki masalah di area pencernaan dan dubur, seperti pada pasien dengan ambeien atau wasir yang berat (derajat IV), biasanya karena pasien masih trauma (takut) akibat nyeri yang disebabkan oleh wasir sebelumnya, maka setelah operasi pun terkadang pasien enggan untuk BAB karena takut.
7. Depresi
Untuk kasus tertentu, komplikasi pasca operasi terkadang juga dapat mengalami depresi. Hal ini dapat terjadi biasanya pada pasien-pasien yang mendapatkan operasi amputasi dan operasi pengangkatan kanker.
Pasien pasca operasi amputasi biasanya akan merasa sedih, malu dan depresi karena kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Sehingga pendekatan melalui anggota keluarga, teman atau kerabat dapat sangat membantu proses pemulihan pasien.
Begitu pula pasien dengan kanker, pasien ini biasanya akan merasa bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan sehingga selalu merasa sedih, depresi dan tidak memiliki semangat hidup sama sekali. Sehingga konseling untuk pasien ini sangat penting untuk diberikan.
8. Perdarahan
Meskipun jarang, perdarahan pasca operasi masih mungkin tetap dapat terjadi, dan hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Kemampuan seseorang untuk menghentikan luka pun berbeda-beda.
Biasanya sebelum melakukan suatu tindakan operasi, dokter akan memintakan beberapa pemeriksaan laboratorium darah, yang dimana salah satunya adalah untuk menilai kemampuan pembekuan darah pasien tersebut. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi pasca operasi.
9. Infeksi
Komplikasi pasca operasi yang tidak terlalu diinginkan lainya ada infeksi. Infeksi pasca operasi dapat bertambah berat, terutama untuk kasus-kasus pasien dengan kondisi imun yang rendah atau pasien dengan infeksi berat sebelumnya.
Mencegah infeksi setelah operasi sangat penting dan bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik. Antibiotik biasanya diresepkan setelah operasi dengan komplikasi yang berat atau yang telah terinfeksi sebelumnya.
Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi sejak dini dapat membantu pemulihan lebih cepat, karena infeksi akan memperlambat atau bahkan menghentikan proses penyembuhan.
10. Kematian
Komplikasi yang paling ditakuti adalah kematian. Risiko terjadinya kematian tidak dapat disingkirkan dari proses operasi baik sebelum, selama maupun pasca pembedahan.
Komplikasi ini tidak sertamerta akibat adanya kesalahan prosedur operasi. Banyak hal yang dapat memengaruhi dan memperburuk kondisi pasien selama proses operasi berlangsung.
Itulah beberapa komplikasi pasca operasi yang mungkin dapat terjadi. Namun perlu diingat di sini adalah bahwa setiap komplikasi sesudah operasi tidak selalu harus ada, karena banyak faktor lain juga yang memengaruhi hingga komplikasi tersebut terjadi. Dan dokter pasti akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, serta memberikan informasi kemungkinan yang dapat terjadi selama dan setelah operasi terlebih dahulu kepada pasien dan keluarga pasien yang berkepentingan.
_
Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Post Comment